JEJAKMEDIAINSANCITA, Pamekasan - Dalam rangka merespons berbagai persoalan kebangsaan yang kian kompleks, Divisi Sosial Politik Forum Kajian Insan Cita HMI Komisariat Insan Cita IAIN Madura menggelar Diskusi Publik bertajuk "Berbicara Untuk Menerangi Bangsa #IndonesiaGelap", yang bertempat di Pendopo Budaya Wakil Bupati Pamekasan. Rabu (12/3/2025).
Acara yang berlangsung khidmat dan penuh gagasan tersebut dihadiri oleh berbagai elemen mahasiswa, hingga aktivis muda. Diskusi ini menghadirkan dua narasumber kritis dan inspiratif, Lasan, S.H.I., M.HES. (Dosen, Advokat, dan Wiraswasta) serta Uswatun Hasanah, M.Pd. (Aktivis Perempuan dan Penulis). serta turut dihadiri oleh Koordinator Majelis Rayon (MR) KAHMI IAIN Madura, Dr. Maimun, M.Pd.
Dalam pemaparannya, Kanda Lasan menegaskan bahwa upaya menerangi bangsa harus bermula dari kesadaran pribadi setiap individu. Menurutnya, "Bangsa ini gelap bukan hanya karena korupsi kekuasaan, tetapi juga karena kemalasan berpikir dan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki." Ia mendorong para generasi muda untuk memulai revolusi moral dan intelektual dari diri sendiri, dengan meningkatkan kapasitas kritis, membaca, dan bergerak secara nyata di tengah masyarakat, ia juga menegaskan pentingnya kesadaran kritis atas setiap persoalan bangsa, mulai dari krisis keadilan, kemiskinan, hingga rusaknya tatanan demokrasi.
Senada dengan itu, Uswatun Hasanah juga memaparkan bahwa proses pencerahan bangsa harus didukung oleh gerakan kolektif yang berbasis kesadaran akan tanggung jawab sosial. Ia menyebutkan bahwa "Menerangi bangsa berarti berani melawan ketidakadilan, berani jujur dalam gelapnya kepentingan pragmatis, dan berani menyuarakan kebenaran meski sendirian." Ia menyoroti minimnya keterlibatan masyarakat dan generasi muda, dalam percakapan dan tindakan kebangsaan
Lebih lanjut, Koordinator MR. KAHMI IAIN Madura dalam refleksi historisnya, membahas masa-masa kegelapan bangsa Indonesia di masa penjajahan dan bagaimana semangat revolusi lahir dari pemikiran-pemikiran tajam kala itu. Ia menekankan pentingnya idealisme yang teguh dan budaya membaca sebagai dua pilar penting untuk menggerakkan perubahan dan menerangi bangsa dari keterpurukan.
"Jika pemuda hari ini tidak membaca, tidak berpikir, dan kehilangan idealisme, maka jangan harap bangsa ini bisa keluar dari kegelapan. Menerangi bangsa adalah tugas sejarah kita semua, terutama kaum muda," tegasnya.
Acara ini tidak hanya berhenti sebagai ajang diskusi, tetapi juga diharapkan menjadi rumusan gerakan strategis. "Diskusi ini harus berbuah pada tindakan nyata. Kita akan coba formulasikan hasil-hasil diskusi ini menjadi tawaran solusi kepada pemerintah maupun masyarakat," ujar Ketua Pelaksana, penuh harap.
Momentum ini menjadi refleksi tajam bahwa kegelapan bangsa bukan hanya masalah pemerintah, tetapi soal tanggung jawab kolektif. Dan mahasiswa sebagai kaum intelektual muda diharapkan menjadi obor penerang di tengah gelapnya persoalan bangsa.
“Jika tak bisa menjadi matahari yang terang, setidaknya jadilah lilin kecil yang menyala”, pesan penutup yang menggema dari forum diskusi tersebut, seolah menjadi seruan moral untuk semua pihak, agar tak lagi diam di tengah kegelapan Indonesia.
Reporter: Moh. Syurul
0 Komentar