Oleh: Helmy Maliki
Di tengah gemuruh diskusi dan seminar, berdirilah para kader dengan gelar akademis yang berkilau, seolah-olah mereka adalah bintang di langit intelektual. Dengan percaya diri, mereka mempresentasikan teori-teori yang telah mereka pelajari, seakan-akan setiap kata yang keluar dari mulut mereka adalah kebenaran mutlak. Namun, di balik tumpukan buku dan catatan yang rapi, tersimpan sebuah ironi; kemampuan analisis mereka sering kali sebanding dengan ketebalan kertas yang mereka gunakan untuk mencetak makalah.Mereka berbicara tentang perubahan sosial, keadilan, dan pemberdayaan masyarakat, akan tetapi ketika ditanya tentang konteks nyata di lapangan, wajah mereka seolah-olah terjebak dalam labirin teori yang tak berujung. Seakan-akan, mereka lupa bahwa dunia tidak hanya berisi angka dan rumus, tetapi juga emosi, pengalaman, dan realitas yang kompleks.
Para kader ini, dengan jargon-jargon canggih dan referensi yang mengesankan, sering kali terjebak dalam dunia akademis yang nyaman, sementara realitas di luar sana menunggu untuk dianalisis dan dipahami. Mereka adalah para pemikir yang terkurung dalam menara gading, di mana analisis mendalam sering kali digantikan oleh retorika yang megah.
Ironisnya, ketika mereka dihadapkan pada masalah nyata, mereka lebih memilih untuk berdebat tentang definisi istilah daripada mencari solusi yang konkret. Seolah-olah, analisis yang tajam dan kritis adalah barang langka yang hanya bisa ditemukan di rak-rak perpustakaan, bukan di benak mereka yang terlatih.
Di sinilah letak tantangan bagi kader-kader sekarang, dimana tidak hanya menjadi akademisi yang terampil dalam teori, tetapi juga menjadi analis yang peka terhadap realitas. Karena pada akhirnya, dunia membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata indah; dunia membutuhkan tindakan yang berlandaskan pemahaman yang mendalam. Kader yang hanya berbekal gelar tanpa analisis yang tajam ibarat kapal yang berlayar tanpa arah—indah dilihat, tetapi tak pernah sampai ke tujuan.
#Penulis Merupakan Sekretaris Umum HMI Komisariat Insan Cita Sekaligus Mahasiswa IAIN Madura.
0 Komentar